Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal
Abnormal di Masyarakat
Mata Kuliah : Kesehatan Mental
Nama :
Nalurita Syahfitri
NPM : 17514790
Kelas : 2PA07
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2015-2016
Pendahuluan
Di Indonesia, Public figure menjadi sorotan bagi masyarakat
luas termasuk para penggemarnya. Tak heran jika kehidupan pribadi sang public
figure menjadi topik hangat yang selalu di bicarakan oleh masyarakat. Termasuk
masalah tentang perceraian orang tua yang berdampak pada psikologis si artis
tersebut. Ketika seorang public figure dituntut untuk menjadi sosok yang
sempurna dalam karir maupun kehidupan pribadi nya, berbagai macam
gangguan psikologis dapat menyerang. Seperti halnya yang terjadi pada beberapa
artis yang menderita gangguan mood atau yang lebih dikenal dengan Bipolar
Disorder.
Bipolar Disorder merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan
ketidaknormalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk
mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan
depresi.Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan
suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang
mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania)
dan mengalami depresi yang sangat berat.Periode mania dan depresi ini bisa
berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan.Ini semua tergantung
masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab
utama dari gangguan ini.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau
dewasa muda.setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25
tahun.beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak,
sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama.
Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya
terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian
dari masalah lain yang lebih besar.
Pada kasus ini, Bipolar Disorder dialami oleh artis Marshanda. Beberapa
bula lalu Marshanda mengalami berbagai macam tekanan dan masalah yang
mengakibatkan timbulnya kembali gangguan mood ini. Baru diketaui oleh publik
bahwa Marshanda mengidap Bipolar Disorder II sejak tahun 2009.
Landasan Teori
A. Definisi Bipolar Disorder
Ganguan
bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada
otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level
aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian.Bipolar memiliki
dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang
cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas
yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa
euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode
mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan.
Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Mood atau keadaan emosi internal
merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang
penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi,
energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau
hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan
mental berkurang (episode depresi). Episode manik biasanya mulai dengan
tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan
depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat
yang lebih ringan daripada manik. Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini
beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau
sebaliknlya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar
disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda setidaknya
setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun.beberapa orang memiliki
gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya
mengalami gejala - gejalanya lebih lama.
Bipolar
disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya terlihat
seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari
masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai
bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti
diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang
yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
1. Gejala-gejala Bipolar Disorder
Ada empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disorder ini, yaitu episode
depresi, mania, hipomania, dan campuran.
a. Episode Depresi
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1) Kesedihan dan menangis secara umum.
2) Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau
terlalu banyak tidur (hypersomnolence).
3) Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat
badan atau sebaliknya.
4) Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa
percaya diri.
5) Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang
menyenangkan saat penderita dalamkondisi normal.
6) Merasa pesimis, putus asa, tidak ada yang
bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. dan tidak diinginkan.
7) Terjadi komplikasi pada organ lainnya yang
disebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya.
8) Memiliki respon yang lambat saat berbicara,
kesulitan untuk berkonsentrasi, selalu berpikiran yang tidak jelas, dan
bingung.
9) Pekerjaan dan hubungan interpersonal
terganggu
10) Merasa tidak berdaya dan benar-benar berpikir tentang cara membunuh
dirinya sendiri.
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh
diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan
berbagai cara.
b. Episode Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1) Merasa sangat bersemangat, penuh energi,
dan siap untuk apapun.
2) Berperilaku agresif, intoleran, terkadang
membosankan, cepat marah, tidak sabaran, serta perilaku ugal-ugalan.
3) Penurunan kebutuhan untuk tidur karena
selalu aktif beraktifitas.
4) Memiliki rencana yang realistis, suka
berlibur dan bersenang-senang, serta peningkatan hubungan seksual.
5) Kepercayaan diri yang meningkat, tidak
takut pada apapun.
6) Suka berbicara dengan cepat dan melompat
dari subyek yang satu ke subyek yang lain.
7) Keputusan tentang bisnis dan keuangan
dilakukan dengan terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8) Memilih pakaian dan make up yang mendukung
suasananya hatinya yang ceria.
9) Hubungan sosial dan pekerjaan terganggu.
10) Meminta anggota keluarga maupun orang lain untuk memperhatikannya dan
merasa tidak memerlukan orang lain.
11) Mengalami gejala psychotic yaitu delusion (kepercayaan palsu) dan
hallucination (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata).
12) Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihandan terkesan muluk-muluk.
Menurut Weisberg (1994), perubahan mood mempengaruhi motivasi untuk
menghasilkan karya kreatif daripada proses kreatif itu sendiri. Seorang
penderita bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani
mengeluarkan isi pikirannya daripada seseorang tanpa bipolar disorder. Penyakit
ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah
artis, komposer, dan penulis yang mempunyai riwayat bipolar disorder dikenal
dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Bahkan para sejarawan percaya bahwa
Vincent Van Gogh mengidap bipolar disorder. Keadaan mania dapat memicu
kreativitas terkait dengan adanya peningkatan mood, pikiran yang muncul
tiba-tiba, dan kemampuan menghubung-hubungkan ide dan gagasan.
c. Episode Hipomania
Tahap Hipomania mirip dengan mania. Perbedaanya adalah penderita pada tahap
ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami
halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat
seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania.
Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder dalah sebagai berikut:
1) Bersemangat dan penuh energi, muncul
kretivitas
2) Bersifat optimis, selalu tampak gembira,
lebih aktif, dan cepat marah
3) Penurunak kebutuhan untuk tidur
d. Episode Campuran (Mixed State Episode)
Dalam konteks bipolar disorder,mixed state adalah suatu kondisi dimana
tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita
mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide
yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania).Akan tetapi, beberapa
jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya.Penderita merasa
kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Hal
itu terjadi berganti dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat.Alkohol,
narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat
berada pada epiode ini.Mixed state bisa menjadi episode yang paling
membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling
banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi,
dan halusinasi.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri
antara lain sebagai berikut:
1) Selalu
berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati
kepada
orang-orang di sekitarnya.
2) Memiliki
pandangan pribadi tentang kematian.
3) Mengkonsumsi
obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4) Terkadang
lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik,
telepon,
dll.
Secara
umum, depresi muncul kurang dari 1% pada anak-anak prasekolah dan 2–3% pada
anak usia sekolah. Pada remaja, rata-rata penderita depresi sama dengan orang
dewasa, dengan rata-rata 7-13% dan lebih banyak muncul pada anak perempuan.
Masalah genetis adalah faktor umum yang menjadi penyebab BD. Anak yang
memiliki salah satu orangtua dengan BD memiliki resiko mengidap penyakit yang
sama sebesar 15-30%. Apabila kedua orangtuanya mengidap BD, maka anak-anaknya
beresiko mengalami BD sebesar 50-75%. Kembar identik dari seorang pengidap BD
juga memiliki resiko tertinggi akan juga mengalami BD dibandingkan anak yang
bukan kembar identik.
Orangtua dengan anak yang mengalami depresi biasanya juga memiliki saudara
dekat (first-degree relatives) yang mengalami mood disorder. Ibu
yang mengalami depresi juga besar kemungkinan akan memiliki anak yang juga
mengalami depresi.
2. Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari
penyakit bipolar:
a. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh
episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari,
atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera
perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode
depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari
mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal
seseorang.
b. Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh
pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic
atau campuran.
c. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS)
didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak
memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II.
Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin
mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau
II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan
kelakuan normal seseorang.
d. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk
ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai
episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua
tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan
diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar
disorder.Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode
dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu
tahun.
Gangguan mood
atau Bipolar Disorder ini didukung oleh beberapa teori menurut tokoh psikologi
yang menjelaskan penyebab dasar munculnya gangguan tersebut. Berikut merupakan
beberapa teori tersebut :
a) Teori Psikoanalisis Tentang Depresi
Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa
kanak-kanak. Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya,
sehingga ia terfiksasi pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self
esteem. Hipotesanya adalah, setelah kehilangan orang yang dicintai, ia
mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk mencegah kehilangan.
Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.
b) Teori Kognitif Tentang Depresi
Menurut Teori Depresi Beck (1967)
Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu
kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan
selalu sial/gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan
sangat negatif tentang diri, dunia, masa depan).
Menurut Teori hopelessness
Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessnessà merasa hasil
yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi.
Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa
kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative.
c) Teori Interpersonal Tentang Depresi
Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan
sosialnyaàmengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan
terhadap depresi.
Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli.
Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri
negatif.
Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak
usia TK. Interpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan
depresi pada remaja.
d) Teori Biologis Tentang Gangguan Mood
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional
yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi
kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan
ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian
seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang
melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk
memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau
reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif
lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan
tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi.Dengan demikian, BAS dan
manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom
mania dari gangguan bipolar.
e) Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong
oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor
pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau
peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Seorang penderita
bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar
mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak
kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan
penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di
sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita
gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.
B. Kronologi Kasus
Akhirnya teka-teki kasus Marshanda yang belakangan mengundang kontroversi
terjawab sudah.Ternyata, Marshanda mengaku dirinya mengidap penyakit bipolar
disorder II.Pengakuan itu, disampaikan Chacha, saat tampil dalam sebuah
bincang-bincang di acara talkshow di salah satu televisi swasta.Malam itu,
dalam wawancara tersebut, Chacha terlihat sangat segar. Ia pun mengaku dirinya
merasa lebih baik saat ini. Setelah berbincang-bincang, banyak fakta baru yang
selama ini menjadi pertanyaan masyarakat.
Saat melakukan wawancara, Marshanda mengatakan dirinya mengidap penyakit
Bipolar Disorder II."Menurut dr Richard yang selama ini menangani aku
memang aku mengidap Bipolar Disorder II," ucapnya.Mendengar penyakit yang
diidapnya, Chacha mengaku kaget. Padahal saat itu, dirinya belum mengetahui apa
sebenarnya arti dari penyakit yang diidapnya."Aku belum tahu ya saat itu
Bipolar itu apa. Tapi yang jelas saat itu aku sangat kaget sekali dan hanya
bisa diam saat itu," Bipolar Disorder IIdiketahuinya saat 2009 lalu.
Setelah menjalankan dua kali pemeriksaan oleh dr Richard, Chacha langsung
dinyatakan memiliki penyakit tersebut dan menjalani opname.
Sementara itu, Chacha juga kembali mengunggah video youtube terkait
penjemputan paksa dirinya ke RS yang diduga oleh sang mama.Dalam video berjudul
the unspoken part2 itu, Chacha mengatakan siang hari sebelum
penjemputan dirinya sempat dihalang-halangi keluar dari apartemennya oleh pihak
kepolisian.Dia mengatakan saat itu dia berniat keluar dari apartemen dengan
mobil Aphardnya.Namun, saat hendak keluar dari basement, muncul seorang pria
yang mengaku dari pihak kepolisian Tebet yang menghalanginya keluar.“Saat mau
keuar dari basement ada bapak-bapak ngetok kaca mobil dan bilang siapa yang
ngizinin mobil ini keluar dari sini? “ ujar Chacha.
Kemudian, katanya, Chacha sempat turun dan menanyakan alasan pria tersebut
menghalanginya.Dijelaskannya, jika pihak kepolisian mendapatkan laporan dari
masyarakat bernama Yanto, yang menurut Chacha adalah kakak dari mamanya.Laporan
tersebut, terkait penyelidikan lokasi mobil Alphard Chacha.Dengan alasan
tersebut, katanya, kepolisian menghalangi niat kepergian Chacha tersebut.
(sumber
:http://surabaya.bisnis.com/read/20140811/94/73636/marshanda-baru-sadar-kalau-mengidap-penyakit-bipolar-disorder-ii-apa-reaksinya)
Analisis Kasus
Dari kasus diatas, kita mengetahui bahwa
Marshanda mengidap Bipolar Disorder 2 yaitu keadaan dimana suatu gangguan mood
yg ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya
episode-episode manic atau campuran. Asumsi ini diperkuat dengan adanya fakta
bahwa Marshanda harus minum sejumlah obat untuk mengurangi tingkat gangguan
mood nya agar tidak timbul gejala akan kambuh. Namun, karena timbul berbagai
masalah yang dihadapi oleh Marshanda beberapa bulan lalu, dari kasus perceraian
sampe penjemputan paksa oleh Ibunda nya, hal itu menjadi pemicu gangguan mood
ini kembali. Marshanda sendiri mengakui bahwa ia mengidap Bipolar Disorder
sejak tahun 2009 yang berarti ia alami pada usia remaja atau sekitar 16 tahun.
Pada kenyataan nya, gangguan mood ini dapat terjadi sejak usia anak-anak
maupun usia remaja. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu gangguan mood yang
dialami oleh Marshanda seperti faktor genetis yang diturunkan oleh
Orangtua nya lalu faktor depresi yang ia alami sejak perceraian orangtua nya,
bullying yang ia terima semasa dibangku sekolah maupun faktor fisiologis (salah
satu faktor utama penyebab seseorang mengidap BD adalah karena terganggunya
keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak seperti hormon norepinephrin,
dopamine, dan serotonine). Sebagai contoh, ketika seseorang yang mengalami BD
dan kadar dopamine dalam otaknya sedang tinggi, maka saat itu ia akan merasa
sangat bersemangat, antusias, dan agresif. Jika memang faktor genetika menjadi
salah satu pemicu terjadi nya Bipolar Disorder pada Marshanda, maka akan ada
kemungkinan penyakit ini menurut kepada anak perempuan Marshanda, karena
gangguan ini lebih sering muncul pada anak perempuan. Dan ketika ibunya
mengidap depresi maka secara genetika akan diturunkan kepada putri nya.
Tidak heran ketika kita menyaksikan berbagai macam ekspresi yang ditunjukan
oleh Marshanda, karena itu merupakan refleksi dari pola-pola episodic depresi
yang dialami oleh Marshanda. Ketika masa-masa sulit pada episode ini terlewati,
penderita akan kembali ke kehidupan normalnya. Para penderita Bipolar seperti
Marshanda tidak hanya membutuhkan obat-obatan dan pengobatan intensif, namun
juga dukungan moral dari keluarga.
Daftar Pustaka
Baron, R. A. Dan Byrne, D. (1994).Social psychology: Understanding Human
Interaction Edisi ke-7. Boston: Allyn and Bacon.
Feist, Jess. Dan Gregory J. Feist. (2010). Theories of Personality. Edisi
ke-7. Jilid 1. Jakarta
: Salemba
Humanika
Afrianti, Adisti Nur. (). Bipolar Disorder. [Online]. https:/ /
www.psikologiabnormal.wikispaces.com/Bipolar+Disorder.
Html. [14 April 2015].
Psikologi, Kolom. (2013). Bipolar Disorder pada Anak dan Remaja. [Online].
https: / /
www.kolompsikologi.wordpress.com/2013/10/19/bipolar-anak/. Html. [14 April
2015].
https://dokita.co/blog/mengenal-bipolar-disorder/ (21 april 2015)