Jumat, 17 Juni 2016

PERILAKU KONSUMTIF


Anggota :
Adetya Ilham
Akbario Hadi Wijaya
Hikman Tartila
Ishadi Adikusumo
M. Taufik Dermawan
Nalurita Syahfitri
Reza Okky Kurniawan
Trisya Handika Putri



Pengertian Perilaku Konsumtif

Pengertian Perilaku Konsumtif adalah - Kata “konsumtif” sering diartikan sama dengan “konsumerisme”. Padahal kata yang terakhir ini mengacu pada  segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal (Tambunan, 2003).

Faktor-Faktor Perilaku Konsumtif

Menurut Kottler dan Amstrong (1997) ada beberapaa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses perilaku pembelian. Berdasarkan konteks pria metroseksual maka faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
Pekerjaan, Pria metroseksual kebanyakan adalah eksekutif muda. Masalah penampilan jelas terlihat dari pakaian dengan segala atributnya seperti dasi, sepatu sampai parfum dan sebagainya. Faktor yang relevan dengan sisi penampilan juga ditambah dengan perawtan tubuh mulai dari salon, spa dan klub  fitnes.
Situasi ekonomi, Kartajaya,dkk (2004) mengatakan bahwa pria metroseksual biasanya berasal dari kalangan dengan penghasilan ekonomi yang besar. Besarnya materi yang dikeluarkan untuk  menunjang perilaku konsumtif yang mereka lakukan bukan menjadi masalah.

Aspek Positif dan Negatif Perilaku Konsumtif

Kegiatan mengkonsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan perilaku konsumtif masyarakat. Perilaku konsumtif adalah perilaku manusia yang melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan.Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan dampak:

Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar.
Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan, karena konsumen akan berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka ragam.
Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat maka produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bila di lihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif akan menimbulkan dampak:

Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu.
Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung.
Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.

Daftar Pustaka

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-perilaku-konsumtif-definisi.html

Jumat, 01 April 2016

Teori Kepribadian Sehat dari Sudut Pandang Aliran Psikoanalisis, Behavioristik, dan Humanistik. Serta Pendapat dari Allport, Rogers, Maslow, Fromm.

Nama             : Nalurita Syahfitri
NPM              : 17514790
Kelas             : 2PA07
Mata Kuliah   : Kesehatan Mental

I. Pendahuluan

       Kepribadian adalah kata yang umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan.
Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun makhluk social, kepribadian senantiasa mengalami warna-warni kehidupan.Ada kalanya senang, tentram, dan gembira.Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya.Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik pertanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban- suatu arus buku-buku untuk pertolongan terhadap diri sendiri, kepercayaan-kepercayaan yang membimbing, janji-janji tentang gaya hidup baru- beberapa jawaban terlalu sederhana dan dangkal (dan tidak berguna) sedangkan jawaban-jawaban lainnya memiliki nilai potensial dalam membantu kita untuk memahami diri kita dengan lebih baik.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengukur panas. Psikoanalisis telah memperlihatkan kepada kita sisi sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat-yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
            Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja, segi-segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis tentang kodrat manusia. Kita dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari ketakutan-ketakutan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.
            Bagi para ahli psikologi pertumbuhan, manusia jauh lebih banyak daripada itu. Meskipun kebanyakan ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, instink-instink dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tak dapat berubah dari ketakutan-ketakutan ini. Kia harus dapat  mengatasi masa lampau kita, kodrat biologis kita, dan ciri-ciri lingkungan kita.

                                                                                       II.  TEORI

Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Dari anggapan Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari pada seluruh kehidupan psikis. Freud memisahkan psyche itu sebagai gunung es ditengah lautan, yang ada diatas permukaan laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan yang dibawah permukaan air laut menggambarkan ketidak sadaran. Didalam kesadaran-kesadaran terdapat ketakutan-ketakutan dasar yang mendorong pribadi.
Pokok-pokok teori freud
Teori Freud mengenai kepribadian dapat diikhtisarkan dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. Struktur kepribadian tersebut mencakup tiga aspek yaitu:
Das Es (the id), yaitu aspek Biologis
Das Ich (the ego), yaitu aspek psikologis
Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis
The Id  merupakan sistem kepribadian yang asli dan merupakan sumber energi utama bagi hidup manusia. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Freud menyebut id“kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresifitas. Dorongan ini dibawa sejak lahir.
Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle). Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata. Untuk menghilangkan ketidak-enakan dan mencapai kenikmatan itu The Id mempunyai dua proses yaitu:
Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bersin, berkedip dan sebagainya. Proses primer misalnya orang lapar membayangkan makan. Namun jelas dengan cara ini kebutuhan akan makan tidak dapat terpenuhi karena itu dibutuhkan ego.
The Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus mencari, menemukan, dan memakan makanan sampai tegangan karena merasa lapar dapat dihilangkan.
Dalam fungsinya ego berpegang dalam prinsip kenyataan adau realitas dan bereaksi pada proses sekunder. Terkadang ego juga dipandang sebagai aspek eksekutif
 kepribadian, karena ego mengatur jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan  yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya., dapat juga memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan.
The Superego Sistem kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1). Tingkat sadar atau kesadaran (conscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.
2). Tingkat prasadar (preconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain.
3). Tingkat tidak disadari (unconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
Kepribadian yang baik menurut psikoanalisis adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. Belajar mengatasi tekanan dan kecemasan, serta keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego.



Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif


    Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1.      Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2.      Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3.      Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas,  atau mayoritas.
4.      Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5.      Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6.      Memikul tanggung jawab.
7.      Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8.      Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.

    A. Teori Kepribadian Sehat Menurut Allport
Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat.
Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan,dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk.
Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.

Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3. Keamanan Emosional
4. Persepsi Realistis
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
6. Pemahaman Diri
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan

B.   Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
Pendapat rogers: memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi:
1)      Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
2)      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Conditional positive regard (bersyarat),
2.      Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtuanya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan

C.  Hirearki Kebutuhan Maslow
1)      Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan danorang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
2)      Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.
3)      Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada memberi. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
4)      Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :
1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status,ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan,
diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
5)      Kebutuhan Dasar 5 : Kebutuhan Aktualisasi Diri
Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya.Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.


G.    Ciri-ciri kepribadian sehat Erich Fromm
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900.Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Berikut ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm. Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:
1.      Need For Relatedness
Manusia yang menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan ikatan satu sama lain menjadikan manusia menemukan keserasian baru yang lebih manusiawi sebagai ganti pramanusiawi yang sudah hilang dan tidak bisa diperoleh kembali. Sebagai akibatnya, manusia harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang lain dan menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Menurut Fromm, pemuasan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain sangat penting untuk kesehatan psikologis.
2.      Need for Identity
Manusia sebagai individu yang unik membutuhkan perasaan identitas. Masing –masing individu memiliki tingkat kesadaran diri dan pengetahuan tentang kemampuannya. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan identitas yaitu dengan individualitas, suatu proses di mana seseorang mencapai perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang yang perasaan individualitasnya berkembang dengan baik akan dapat mengontrol kehidupannya sendiri.
3.      Need for Trancendence
Menjadi pencipta (transcendency): Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya meras tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastian menghadapi kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
4.      Need for Rootedness
Menurut Fromm, cara yang yang positif adalah dengan membangun perasaaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, yaitu dalam masyarakat.
5.      frame of Orientation and Devotion
Pencarian perasaan diri yang unik adalah suatu pencarian atau konteks di mana seseorang menginterpretasikan semua gejala dunia. Dasar ideal krangka orientasi adalah pikiran, yaitu sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan gambaran realistis dan objektif tentang dunia.
Ø  Struktur Kepribadian Menurut Erich Fromm
Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non produktif.
1.      Orientasi Produktif
Tipe karakter yang mengutamakan kehidupan.Dalam pandangan Fromm, orang tipe ini mencintai kehidupan dan ingin membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta,dengan akal dan contoh. Aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut fromm:
Cinta yang produktif : suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana patner-patner dapat mempertahankan individualitas mereka. Mencintai berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, serta membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cinta yang produktif merupakan suatu kegiatan bukan suatu nafsu, tidak terbatas pada cinta erotis, tetapi mungkin cinta persaudaraan atau cinta keibuan.
Pikiran yang produktif : meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya, bukan pada kepingan-kepingan dan potongan-potongan gejala yang terpisah. Menurut fromm semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif dimana para pemikir didorong oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh permasalahan yang ada.
Kebahagiaan : suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif.kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan, melainkan juga suatu kondisi yang meningkatkat seluruh organism menghasilkan perubahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi seseorang.
Suara Hati : sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.

2.      Orientasi non-Produktif
Fromm meembagi orientasi non produktif ke dalam lima tipe karakter manusia, yaitu:
Tipe Karakter Menerima(Receptive Character Type) dalam pandangan fromm,tipe karakter menerima adalah orang yang percaya sumber segala kepuasan terletak diluar diri mereka sendiri.Kebayakan karakter demikian periang dan bersahabat.
Tipe Karakter Eksploitatif(Exploitative Character type) Fromm percaya bahwa individu dengan tipe eksploitatif melakukan relasi yang tidak produktif terhadap sesame. Akibatnya, mereka mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya.
Tipe karakter Penimbun(Hoarding Character Type) Tipe karakter ini memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar.
Tipe Karakter Nekrophilia (Necrophilious Character Type) Mereka adalah tipe orang yang tertarik dan berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka senang berbicara soal penyiksaan, kematian dan penguburan. Lebih jauh mereka sangat terikat dengan kekuatan dan kekuasaan.
Tipe Karakter Pasar (Marketing Character Type) Fromm mengatakan bahwa orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat industri.

4. Erich Fromm (Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat)
Dorongan kepribadian yang sehat:
   Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan
a. Hubungan
   Ada beberapa cara menemukan hubungan yaitu destruktif (tidak sehat) dan konstruktif (sehat). Sedangkan cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia ialah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan juga menimbulkan suatu perasaan integritas dan individualitas.
b. Transendensi
   Merupakan kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebih-lebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Maksudnya yaitu dengan kematian, ketidakberdayaan, dan masih banyak hal lainnya yang menjadi batasan manusia. Manusia didorong untuk menjadi lebih berkembang dan dalam keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri.
c. Berakar
  Berakar disini adalah maksudnya yaitu ikatan. Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjalin ikatan-ikatan yang kuat dalam tali persaudaraan.
d. Perasaan Identitas
  Setiap individu membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang lain dalam hal perasaannya tentang dia, siapa, dan apa.
e. Kerangka Orientasi
  Bertalian dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of reference ata

DAFTAR PUSTAKA

Sujanto, Agus.  Psikologi kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, Heru. (2008) . Psikologi Umum. Jakarta: Universi.
Freist, J & Freist, Gregory (1998), Theories of Personality, Amerika : Mc Graw Hill.
http://evaruspita.blogspot.co.id/2014/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-allport.html. Diakses pada tanggal 31 Maret 2016.

Rabu, 23 Maret 2016

Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal Abnromal di Masyarakat

Fenomena Kesehatan Mental, Konsep Normal
Abnormal di Masyarakat

                                        
Mata Kuliah : Kesehatan Mental
Nama            : Nalurita Syahfitri
NPM : 17514790
Kelas : 2PA07

FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2015-2016




Pendahuluan

   Di Indonesia, Public figure menjadi sorotan bagi masyarakat luas termasuk para penggemarnya. Tak heran jika kehidupan pribadi sang public figure menjadi topik hangat yang selalu di bicarakan oleh masyarakat. Termasuk masalah tentang perceraian orang tua yang berdampak pada psikologis si artis tersebut. Ketika seorang public figure dituntut untuk menjadi sosok yang sempurna dalam  karir maupun kehidupan pribadi nya, berbagai macam gangguan psikologis dapat menyerang. Seperti halnya yang terjadi pada beberapa artis yang menderita gangguan mood atau yang lebih dikenal dengan Bipolar Disorder.
Bipolar Disorder merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi.Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat.Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan.Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda.setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun.beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar.
Pada kasus ini, Bipolar Disorder dialami oleh artis Marshanda. Beberapa bula lalu Marshanda mengalami berbagai macam tekanan dan masalah yang mengakibatkan timbulnya kembali gangguan mood ini. Baru diketaui oleh publik bahwa Marshanda mengidap Bipolar Disorder II sejak tahun 2009.



 Landasan Teori

A.   Definisi Bipolar Disorder
            Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian.Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
            Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi). Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik. Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknlya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
            Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun.beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama.
            Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup.
1.      Gejala-gejala Bipolar Disorder
Ada empat episode yang menandai penyakit Bipolar Disorder ini, yaitu episode depresi, mania, hipomania, dan campuran.

a.      Episode Depresi
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1)     Kesedihan dan menangis secara umum.
2)     Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hypersomnolence).
3)     Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan atau sebaliknya.
4)     Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5)     Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalamkondisi normal.
6)     Merasa pesimis, putus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. dan tidak diinginkan.
7)     Terjadi komplikasi pada organ lainnya yang disebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya.
8)     Memiliki respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkonsentrasi, selalu berpikiran yang tidak jelas, dan bingung.
9)     Pekerjaan dan hubungan interpersonal terganggu
10) Merasa tidak berdaya dan benar-benar berpikir tentang cara membunuh dirinya sendiri.
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
b.     Episode Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1)     Merasa sangat bersemangat, penuh energi, dan siap untuk apapun.
2)     Berperilaku agresif, intoleran, terkadang membosankan, cepat marah, tidak sabaran, serta perilaku ugal-ugalan.
3)     Penurunan kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4)     Memiliki rencana yang realistis, suka berlibur dan bersenang-senang, serta peningkatan hubungan seksual.
5)     Kepercayaan diri yang meningkat, tidak takut pada apapun.
6)     Suka berbicara dengan cepat dan melompat dari subyek yang satu ke subyek yang lain.
7)     Keputusan tentang bisnis dan keuangan dilakukan dengan terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8)     Memilih pakaian dan make up yang mendukung suasananya hatinya yang ceria.
9)     Hubungan sosial dan pekerjaan terganggu.
10) Meminta anggota keluarga maupun orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak memerlukan orang lain.
11) Mengalami gejala psychotic yaitu delusion (kepercayaan palsu) dan hallucination (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata).
12) Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihandan terkesan muluk-muluk.

Menurut Weisberg (1994), perubahan mood mempengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif daripada proses kreatif itu sendiri. Seorang penderita bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan isi pikirannya daripada seseorang tanpa bipolar disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, komposer, dan penulis yang mempunyai riwayat bipolar disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Bahkan para sejarawan percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap bipolar disorder. Keadaan mania dapat memicu kreativitas terkait dengan adanya peningkatan mood, pikiran yang muncul tiba-tiba, dan kemampuan menghubung-hubungkan ide dan gagasan.

c.      Episode Hipomania
Tahap Hipomania mirip dengan mania. Perbedaanya adalah penderita pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk di diagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama seperti mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder dalah sebagai berikut:
1)     Bersemangat dan penuh energi, muncul kretivitas
2)     Bersifat optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
3)     Penurunak kebutuhan untuk tidur

d.     Episode Campuran (Mixed State Episode)
Dalam konteks bipolar disorder,mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania).Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya.Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Hal itu terjadi berganti dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat.Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini.Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi, dan halusinasi.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut:
1)                    Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati
            kepada orang-orang di sekitarnya.
2)                    Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3)                    Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4)                    Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik,
            telepon, dll.

            Secara umum, depresi muncul kurang dari 1% pada anak-anak prasekolah dan 2–3% pada anak usia sekolah. Pada remaja, rata-rata penderita depresi sama dengan orang dewasa, dengan rata-rata 7-13% dan lebih banyak muncul pada anak perempuan.
Masalah genetis adalah faktor umum yang menjadi penyebab BD. Anak yang memiliki salah satu orangtua dengan BD memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15-30%. Apabila kedua orangtuanya mengidap BD, maka anak-anaknya beresiko mengalami BD sebesar 50-75%. Kembar identik dari seorang pengidap BD juga memiliki resiko tertinggi akan juga mengalami BD dibandingkan anak yang bukan kembar identik.
Orangtua dengan anak yang mengalami depresi biasanya juga memiliki saudara dekat  (first-degree relatives) yang mengalami mood disorder. Ibu yang mengalami depresi juga besar kemungkinan akan memiliki anak yang juga mengalami depresi.

2.     Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
a.    Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
b.    Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
c.    Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
d.    Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder.Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
          Gangguan mood atau Bipolar Disorder ini didukung oleh beberapa teori menurut tokoh psikologi yang menjelaskan penyebab dasar munculnya gangguan tersebut. Berikut merupakan beberapa teori tersebut :
a)    Teori Psikoanalisis Tentang Depresi
Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa kanak-kanak. Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya, sehingga ia terfiksasi pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self esteem. Hipotesanya adalah, setelah kehilangan orang yang dicintai, ia mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk mencegah kehilangan. Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.
b)    Teori Kognitif Tentang Depresi
Menurut Teori Depresi Beck (1967)
Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan selalu sial/gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan sangat negatif tentang diri, dunia, masa depan).

Menurut Teori hopelessness
Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessnessà merasa hasil yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative.
c)    Teori Interpersonal Tentang Depresi
Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyaàmengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi.
Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif.
Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TK. Interpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja.

d)    Teori Biologis Tentang Gangguan Mood
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi.Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom mania dari gangguan bipolar.

e)    Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.
B.   Kronologi Kasus
Akhirnya teka-teki kasus Marshanda yang belakangan mengundang kontroversi terjawab sudah.Ternyata, Marshanda mengaku dirinya mengidap penyakit bipolar disorder II.Pengakuan itu, disampaikan Chacha, saat tampil dalam sebuah bincang-bincang di acara talkshow di salah satu televisi swasta.Malam itu, dalam wawancara tersebut, Chacha terlihat sangat segar. Ia pun mengaku dirinya merasa lebih baik saat ini. Setelah berbincang-bincang, banyak fakta baru yang selama ini menjadi pertanyaan masyarakat.
Saat melakukan wawancara, Marshanda mengatakan dirinya mengidap penyakit Bipolar Disorder II."Menurut dr Richard yang selama ini menangani aku memang aku mengidap Bipolar Disorder II," ucapnya.Mendengar penyakit yang diidapnya, Chacha mengaku kaget. Padahal saat itu, dirinya belum mengetahui apa sebenarnya arti dari penyakit yang diidapnya."Aku belum tahu ya saat itu Bipolar itu apa. Tapi yang jelas saat itu aku sangat kaget sekali dan hanya bisa diam saat itu," Bipolar Disorder IIdiketahuinya saat 2009 lalu. Setelah menjalankan dua kali pemeriksaan oleh dr Richard, Chacha langsung dinyatakan memiliki penyakit tersebut dan menjalani opname.
Sementara itu, Chacha juga kembali mengunggah video youtube terkait penjemputan paksa dirinya ke RS yang diduga oleh sang mama.Dalam video berjudul the unspoken part2  itu, Chacha mengatakan siang hari sebelum penjemputan dirinya sempat dihalang-halangi keluar dari apartemennya oleh pihak kepolisian.Dia mengatakan saat itu dia berniat keluar dari apartemen dengan mobil Aphardnya.Namun, saat hendak keluar dari basement, muncul seorang pria yang mengaku dari pihak kepolisian Tebet yang menghalanginya keluar.“Saat mau keuar dari basement ada bapak-bapak ngetok kaca mobil dan bilang siapa yang ngizinin mobil ini keluar dari sini? “ ujar Chacha.
Kemudian, katanya, Chacha sempat turun dan menanyakan alasan pria tersebut menghalanginya.Dijelaskannya, jika pihak kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat bernama Yanto, yang menurut Chacha adalah kakak dari mamanya.Laporan tersebut, terkait penyelidikan lokasi mobil Alphard Chacha.Dengan alasan tersebut, katanya, kepolisian menghalangi niat kepergian Chacha tersebut.
(sumber :http://surabaya.bisnis.com/read/20140811/94/73636/marshanda-baru-sadar-kalau-mengidap-penyakit-bipolar-disorder-ii-apa-reaksinya)

   Analisis Kasus
Dari kasus diatas, kita mengetahui bahwa Marshanda mengidap Bipolar Disorder 2 yaitu keadaan dimana suatu gangguan mood yg ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran. Asumsi ini diperkuat dengan adanya fakta bahwa Marshanda harus minum sejumlah obat untuk mengurangi tingkat gangguan mood nya agar tidak timbul gejala akan kambuh. Namun, karena timbul berbagai masalah yang dihadapi oleh Marshanda beberapa bulan lalu, dari kasus perceraian sampe penjemputan paksa oleh Ibunda nya, hal itu menjadi pemicu gangguan mood ini kembali. Marshanda sendiri mengakui bahwa ia mengidap Bipolar Disorder sejak tahun 2009 yang berarti ia alami pada usia remaja atau sekitar 16 tahun.
Pada kenyataan nya, gangguan mood ini dapat terjadi sejak usia anak-anak maupun usia remaja. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu gangguan mood yang dialami oleh Marshanda seperti  faktor genetis yang diturunkan oleh Orangtua nya lalu faktor depresi yang ia alami sejak perceraian orangtua nya, bullying yang ia terima semasa dibangku sekolah maupun faktor fisiologis (salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap BD adalah karena terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak seperti hormon norepinephrin, dopamine, dan serotonine). Sebagai contoh, ketika seseorang yang mengalami BD dan kadar dopamine dalam otaknya sedang tinggi, maka saat itu ia akan merasa sangat bersemangat, antusias, dan agresif. Jika memang faktor genetika menjadi salah satu pemicu terjadi nya Bipolar Disorder pada Marshanda, maka akan ada kemungkinan penyakit ini menurut kepada anak perempuan Marshanda, karena gangguan ini lebih sering muncul pada anak perempuan. Dan ketika ibunya mengidap depresi maka secara genetika akan diturunkan kepada putri nya.
Tidak heran ketika kita menyaksikan berbagai macam ekspresi yang ditunjukan oleh Marshanda, karena itu merupakan refleksi dari pola-pola episodic depresi yang dialami oleh Marshanda. Ketika masa-masa sulit pada episode ini terlewati, penderita akan kembali ke kehidupan normalnya. Para penderita Bipolar seperti Marshanda tidak hanya membutuhkan obat-obatan dan pengobatan intensif, namun juga dukungan moral dari keluarga.


Daftar Pustaka

Baron, R. A. Dan Byrne, D. (1994).Social psychology: Understanding Human Interaction Edisi ke-7. Boston: Allyn and Bacon.
Feist, Jess. Dan Gregory J. Feist. (2010). Theories of Personality. Edisi ke-7. Jilid 1. Jakarta :             Salemba Humanika
Afrianti, Adisti Nur. (). Bipolar Disorder. [Online]. https:/ /
            www.psikologiabnormal.wikispaces.com/Bipolar+Disorder. Html. [14 April 2015].

Psikologi, Kolom. (2013). Bipolar Disorder pada Anak dan Remaja. [Online]. https: / /
www.kolompsikologi.wordpress.com/2013/10/19/bipolar-anak/. Html. [14 April 2015].

https://dokita.co/blog/mengenal-bipolar-disorder/ (21 april 2015)